Selasa, 20 Maret 2012

PUTIH ABU-ABU kan SEGERA BERAKHIR

PUTIH ABU-ABU kan SEGERA BERAKHIR........!!!!!!!!!! amien...amien...amien...
itu lah yang diharapkan oleh seluruh anak SMA class XII...
Perasaan tak karuan yang kini sedang dirasakan oleh kita semua. USAHA dan DOA yang senantiasa kita lakukan untuk menjadi yang terbaik dilaga perang. Tak lupa doa dan bimbingan serta motivasi dari orang tua dan bapak ibu guru yang selalu kita harapkan.
Kehidupan ini tak kan dapat sejalan sesuai yang kita harapkan, tak kan selamanya hasil yang kita dapat selalu pada hal yang mulus-mulus saja. Tapi yakin lah semua bahwa "semua yang kita impikan kelak kan datang" walaupun semua tak kan lepas dari benteng yang menghadang, asal kita mau berusaha dengan keras.


SEMANGAT KAWAN....!!!!!!!!!!!!!

Masa SMA adalah masa yang memberikan kita penuh warna, masa yang penuh dengan tantangan, dan masa yang penuh dengan perjuangan. Jati diri kita kan terbentuk dari SMA. Masa remaja masa kita memikirkan masa depan. 27 hari lagi adalah hari perang untuk kita. Kita pasti bisa.!!!
Banyak mimpi dalam hidupku, tapi hanya 1 mimpi terbesarku, yaitu,,

"KEBAHAGIAAN ORANG TUA ATAS KESUKSESANKU"

Kesempurnaan tak kan ada di dunia ini.
Tak kan ada yang mampu merubah masa lalu.
Tapi kita dapat merubah masa depan dengan menangisi masa lalu.

Senin, 19 Maret 2012

RENCANA HIDUPKU ke DEPAN

Setelah lulus SMA saya ingin untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi Negeri Universitas Malang.
Saya ingin menjadi guru, untuk memajukan dunia pendidikan yang ada sekarang ini dan untuk mengembalikan jati diri bangsa sesuai cita-cita yang luhur.




KESAN DAN PESAN



SMA 1GEGER membawa saya dalam sebuah kemajuan pengembangan diri saya, saya bangga dengan SMAGER yang senantiasa mendahulukan kemajuan peserta didiknya.
Pengembangan ilmu pengetahuan IPTEK semakin banyak dan lebih maju

TERUSLAH BERKARYA UNTUK ANAK DIDIK BANGSA DEMI MENDAPATKAN JATI DIRI BANGSA

PERAN ORANG TUA

Orang tua sangat lah berperan dalam kemajuan anak-anaknya. Orang tua tak pernah berharap sesuatu hal yang berpengaruh negatif pada anak-anak mereka.
Jangan pernah melangkah tanpa dukungan orang tua. Peran orang tua yang sangat berharga inilah yang merupakan semangat kita untuk lebih baik.  

Peran Orangtua
1     Mendukung pelaksanaan lingkungan inklusi ramah terhadap pembelajaran di sekolah;
2     Berpartisipasi aktif dalam mensosialiasikan lingkungan inklusi ramah terhadap pembelajaran di berbagai komunitas;
3     Bersedia menjadi narasumber sesuai keahlian dan profesi yang dimiliki;
4     Menginformasikan nilai-nilai positif dari pelaksanaan lingkungan inklusi ramah terhadap pembelajaran kepada masyarakat secara luas;
5     Bekerja sama dengan anggota komite sekolah atau pihak lain dalam pengadaan sumber belajar;
6     Aktif bekerja sama dengan guru dalam proses pembelajaran untuk anak yang berkebutuhan khusus;
7     Aktif dalam memberikan ide/gagasan dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran.

Selasa, 17 Januari 2012

APAKAH GURU MASIH PAHLAWAN TANPA TANDA JASA????

Sekarang ini profesi guru jika dilihat dari perspektif kesejahteraan tidak bisa lagi dikatakan sebagai profesi yang kurang terperhatikan, tidak sedikit sekarang ini guru yang mempunyai gaji lebih dari Rp. 5.000.000 per bulannya, belum lagi ditambah tunjangan serta penghasilan lainnya. Maka dari itu saat ini tidak sedikit pula orang yang termotivasi untuk menjadi guru, perhatikan saja di sekitar kita, setiap tahun peminat untuk masuk sekolah keguruan, dan peminat untuk mendaftar sebagai PNS (guru) terus meningkat.
Pemerintah meningkatkan kesejahteraan guru dengan maksud untuk memotivasi para guru agar mampu lebih profesional lagi dalam melakukan kewajibannya sebagai guru, akan tetapi dengan program peningkatan kesejahteraan guru tersebut sudah mampu meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia? mungkin untuk pertanyaan ini anda sendiri yang mampu menjawabnya.
Pada kesempatan hari pendidikan ini penulis hanya ingin menyampaikan beberapa harapan, semoga dengan kesejahteraan guru yang semakin ditingkatkan, mampu memotivasi kinerja guru agar lebih baik sehingga lebih banyak lagi melahirkan generasi bangsa yang unggul. Harapan penulis yang kedua, meskipun kesejahteraan guru terus ditingkatkan akan tetapi jangan sampai pekerjaan mulia sebagai guru berorientasi pada pendapatan (gaji), guru yang mengajar di sekolah bukan seorang pedagang yang memperjualbelikan ilmunya, akan tetapi sebagai guru harus mempunyai orientasi pada pengabdian, mengabdikan diri untuk mencerdaskan anak bangsa, gaji hanyalah feedback dari kerja keras seorang guru, semakin bagus kinerja seorang guru maka peluang untuk mendapatkan penghasilan akan semakin besar.

" Guru tetaplah pekerjaan yang mulia jika ia benar-benar bisa buat jadi contoh"
GURU = DIGUGU DAN DITIRU

Kamis, 08 Desember 2011

Berbakti dan Sayang Kepada Ibu

Ibu adalah orang yang melahirkan kita di dunia. ibu adalah orang yang tidak kenal lelah untuk menjaga kita siang dan malam. ibu adalah sesosok pahlawan tanpa tanda jasa atas anak-anaknya. mendidik kita dikala kecil, memberikan kasih sayang yang kita butuhkan.

Maka dari itu, Islam sangat menjunjung tinggi hak-hak setiap orang, lebih khususnya seorang ibu atas anaknya. memberikan kepada semua sesuai kadar porsinya. diantaranya adalah Islam memerintahkan kepada seorang anak untuk berbakti dan taat kepada orang tua. akan tetapi Islam memerintahkan kepada seorang anak untuk lebih berbakti dan taat kepada ibu 3 (tiga) kali lipat dibandingkan bakti dan ketaatan kepada ayah.

Pada hadist yang di riwayatkan oleh Imam Muslim dalam shohihnya dan yang lainnya dari Abu Hurairah -rodhiyallahu 'anhu- berkata :

قَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ الصُّحْبَةِ قَالَ أُمُّكَ ثُمَّ أُمُّكَ ثُمَّ أُمُّكَ ثُمَّ أَبُوكَ

Artinya : "Seseorang bertanya kepada Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- : siapakah orang yang paling berhak untuk saya berbakti kepadanya? beliau menjawab : ibu kamu, kemudian ibu kamu, kemudian ibu kamu, kemudian ayah kamu."

Dalam hadist diatas, Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- menyebutkan ibu sebanyak 3 (tiga) kali sebagai orang yang paling berhak untuk seorang anak berbakti kepadanya dan ditaati. yang kemudian menyebutkan ayah sebanyak satu kali.

Diantara alasan yang menjadikan ibu sebagai orang yang paling berhak untuk ditaati dan dibakti adalah karena kejadian durhaka kepada orang tua kebanyakan menimpa seorang ibu dari pada ayah. dan karena ibu adalah orang yang melahirkan kita, menyusui kita, mendidik kita, menjaga setiap saat kita terbangun.

Sebab itulah Allah juga mewajibkan berbakti kepada orang tua, khususnya kepada ibu dengan firman-Nya :

وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ

Artinya : "Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu." (QS Luqman : 14)

Allah memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya untuk berbuat baik dan berbakti kepada orang tua dan khususnya kepada ibu. dan Allah melarang untuk berbuat durhaka kepada keduanya dan mengancam kepada siapa saja yang berbuat durhaka kepada kedua orang tua dengan ancaman siksaan yang pedih.
source:
Read more: http://www.artikelislami.com/2010/04/berbakti-dan-sayang-kepada-ibu.html#ixzz1fw40ix48

Penghargaan Untuk Para Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

Pernah nggak sih kalian terpikir bagaimana jerih payahnya Bung Karno dan Hatta untuk memperjuangkan Indonesia? Memperjuangkan suatu wilayah untuk tempat tinggal penerus bangsanya, ya seperti kita ini pastinya, .generasi muda. Hal ini sering sekali muncul di pikiran aku, ada nggak sih yang menghargai pahlawan-pahlawan tanpa tanda jasa itu? Mungkin kalimat barusan terdengar klise, tapi coba kita pahami lagi.


Bayangkan saja, kalau kita ingin meraih suatu cita-cita, pasti perlu penuh usaha, kerja keras, dan berdoa Iya kan? Nah, kalau di era modern, seperti sekarang ini, untuk meraih cita-cita banyak faktor-faktor yang dapat mendukung, misalkan dari lingkungan pertemanan, keluarga, teknologi, dan masih banyak lagi. Kalau zaman dulu? Pahlawan-pahlawan tersebut berjuang dengan fisik, mental, dan pikiran. Mereka nggak memikirkan, berapa banyak darah yang habis untuk memperjuangkan Indonesia, mereka hanya memikirkan bagaimana caranya agar Indonesia dapat merdeka tanpa ada urusan lagi dengan negara-negara penjajah.


Aku yakin, banyak sekali generasi seumuran kita yang malas rasanya untuk upacara. Alasannya kalau nggak kepanasan, ngantuk, pegal, capek. Cocok nggak kalau generasi kita disebut generasi yang manja? Kalau pahlawan-pahlawan yang dulu sih aku yakin nggak pernah putus asa dan selalu berjuang untuk mendapatkan hak nya dengan baik, yaitu, Indonesia.


Disarankan, kita sebagai generasi penerus bangsa, harus bisa menghargai jasa para pahlawan yang telah berjuang tanpa tanda jasa.


Kalau kita harus upacara tiap hari Senin pagi, ikutilah upacara bendera dengan khusyuk, khidmat, serius, tidak mengobrol dengan teman. Jangan lupa untuk ikut berdoa saat mengheningkan cipta, menyanyikan lagu Indonesia Raya, hormat kepada Sang Merah-Putih dengan benar, menyanyikan lagu nasional, dan apabila terdapat janji siswa, ikutilah janji tersebut.


Jangan pernah merasa takut untuk berkomitmen, kita tidak akan pernah tahu kalau kita tidak mencoba, apalagi untuk berkomitmen dengan guru dan orang tua. Kita sebagai pelajar harus memenuhi kewajiban kita sesuai pada janji siswa yang sering dibacakan pada saat upacara bendera.


Kita sebagai generasi yang bisa dibilang sudah mendapatkan fasilitas yang baik, tidak seperti zaman Bung Karno, harus berusaha dengan keras untuk meneruskan bangsa ini! Jangan mau kalah dengan para pahlawan! Buktikan, bahwa KITA BISA!Pernah nggak sih kalian terpikir bagaimana jerih payahnya Bung Karno dan Hatta untuk memperjuangkan Indonesia? Memperjuangkan suatu wilayah untuk tempat tinggal penerus bangsanya, ya seperti kita ini pastinya, .generasi muda. Hal ini sering sekali muncul di pikiran aku, ada nggak sih yang menghargai pahlawan-pahlawan tanpa tanda jasa itu? Mungkin kalimat barusan terdengar klise, tapi coba kita pahami lagi.
Bayangkan saja, kalau kita ingin meraih suatu cita-cita, pasti perlu penuh usaha, kerja keras, dan berdoa Iya kan? Nah, kalau di era modern, seperti sekarang ini, untuk meraih cita-cita banyak faktor-faktor yang dapat mendukung, misalkan dari lingkungan pertemanan, keluarga, teknologi, dan masih banyak lagi. Kalau zaman dulu? Pahlawan-pahlawan tersebut berjuang dengan fisik, mental, dan pikiran. Mereka nggak memikirkan, berapa banyak darah yang habis untuk memperjuangkan Indonesia, mereka hanya memikirkan bagaimana caranya agar Indonesia dapat merdeka tanpa ada urusan lagi dengan negara-negara penjajah.
Aku yakin, banyak sekali generasi seumuran kita yang malas rasanya untuk upacara. Alasannya kalau nggak kepanasan, ngantuk, pegal, capek. Cocok nggak kalau generasi kita disebut generasi yang manja? Kalau pahlawan-pahlawan yang dulu sih aku yakin nggak pernah putus asa dan selalu berjuang untuk mendapatkan hak nya dengan baik, yaitu, Indonesia.
Disarankan, kita sebagai generasi penerus bangsa, harus bisa menghargai jasa para pahlawan yang telah berjuang tanpa tanda jasa.
Kalau kita harus upacara tiap hari Senin pagi, ikutilah upacara bendera dengan khusyuk, khidmat, serius, tidak mengobrol dengan teman. Jangan lupa untuk ikut berdoa saat mengheningkan cipta, menyanyikan lagu Indonesia Raya, hormat kepada Sang Merah-Putih dengan benar, menyanyikan lagu nasional, dan apabila terdapat janji siswa, ikutilah janji tersebut.
Jangan pernah merasa takut untuk berkomitmen, kita tidak akan pernah tahu kalau kita tidak mencoba, apalagi untuk berkomitmen dengan guru dan orang tua. Kita sebagai pelajar harus memenuhi kewajiban kita sesuai pada janji siswa yang sering dibacakan pada saat upacara bendera.
Kita sebagai generasi yang bisa dibilang sudah mendapatkan fasilitas yang baik, tidak seperti zaman Bung Karno, harus berusaha dengan keras untuk meneruskan bangsa ini! Jangan mau kalah dengan para pahlawan! Buktikan, bahwa KITA BISA!

PAHLAWAN TANPA TANDA JASA

Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Karena sebesar apapun jasanya tidak ada tanda jasa yang ia ( guru ) terima. Tidak ada pangkat bintang 1, bintang 2 ataupun bintang-bintang yang lain. Guru adalah yang mengajarkan kita semua menulis dan membaca. Saya bisa menulis artikel saat inipun adalah karena jasa guru yang dengan telaten memberikan cara menulis kepada saya dan juga mengajarkan cara membaca untuk saya. Saya ingat betul bagaimana guru datang dengan aktif, datang dengan hanya mengendarai sebuah sepeda pedal ke sekolah. Bahkan tidak jarang, kehujanan di tengah jalan dan saya lihat baju guru basah kuyup. Saya dan teman-teman hanya melihat tanpa perasaan apapun, karena waktu itu kita masih anak-anak. Tidak kenal dan tidak paham betapa susahnya guru waktu itu. Tidak paham bahwa guru kita benar-benar berkorban untuk memberikan kita pengetahuan. Guru adalah soko guru bangsa ini. Tanpa guru apa artinya sebuah bangsa. Sebesar apapun bangsa itu. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati gurunya.